TRIBUNSOLOCOM - Sifat iri merupakan tindakan tercela yang seharusnya tak perlu dilakukan. Tak hanya itu, dengki bahkan benci dengan kesuksesan atau kebahagiaan yang dimiliki oleh orang lain tentunya tak baik untuk diri sendiri. Setiap orang telah diberi rezeki dan kebahagiaan masing-masing yang tidak sama antara satu sama lainnya. Bencidisakiti dibohongin dan lain. Siksaan tersebut yang terkadang memaksa kalian untuk mengeluarkan sindiran berupa kata-kata untuk orang iri bahkan ke teman kalian sendiri. Kata-kata menyindir orang yang menyakiti kita bisa kamu jadikin ungkapan untuk melampiaskan perasaan. Khususnya tentang bagaimana seharusnya bersikap pada orang lain. Sebagianumat Islam menyangka bahwa istighfar dan tobat hanyalah cukup dengan lisan semata, dengan hanya memperbanyak kalimat, “Astaghfirullohal’adzim”. Tetapi, kalimat itu tidak membekas di dalam hati dan juga tidak berpengaruh dalam perbuatan anggota badan. Sesungguhnya istighfar dan tobat ini adalah tobatnya orang yang dusta. Laranganmembunuh anak pada ayat ini berbeda dengan larangan membunuh anak pada ayat lain (dalam Surah al-Isra' ayat 31). Pada ayat 151 Surah al-An'am, larangan membunuh anak karena takut kemiskinan yang sedang diderita (menimpa). Pada ayat ini dijelaskan bahwa Allah akan memberi rezeki kepada orang tua yang membelanjai anaknya, dan kata Vay Tiền Nhanh Ggads. Mushaf Standar Indonesia وَأْمُرْ اَهْلَكَ بِالصَّلٰوةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا ۗ لَا نَسْـَٔلُكَ رِزْقًا ۗ نَحْنُ نَرْزُقُكَ ۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوٰى ﴿طه ۱۳۲﴾ Terjemahan IndonesiaDan perintahkanlah keluargamu melaksanakan salat dan sabar dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat yang baik di akhirat adalah bagi orang yang bertakwa. QS. Taha 132 Mushaf Madinah وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِٱلصَّلَوٰةِ وَٱصْطَبِرْ عَلَيْهَا ۖ لَا نَسْـَٔلُكَ رِزْقًۭا ۖ نَّحْنُ نَرْزُقُكَ ۗ وَٱلْعَٰقِبَةُ لِلتَّقْوَىٰ Huruf Arab Gundul وأمر أهلك بالصلاة واصطبر عليها لا نسألك رزقا نحن نرزقك والعاقبة للتقوى Transliterasiwa/mur ahlaka bialshshalaati waisthabir alayhaa laa nas-aluka rizqan nahnu narzuquka waal’aaqibatu lilttaqwaa Sudah sejauh mana interaksi Anda dengan ayat ini? boleh pilih lebih dari satuMempelajari Mendakwahkan Membaca Menghafal Mengamalkan PALEMBANG - Jangan pernah iri terhadap apa yang dimiliki orang lain, mintalah sendiri kepada yang punya. Kita orang yang beragama adalah orang yang mempunyai tuhan. Tuhan adalah menciptakan langit dan bumi, menciptakan makhluk nya dan memberikannya rezeki. Hal ini terungkap dalam tausyiah kisah inspiratif dari Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lahat, Ustadz H Muhammad Abdul Haris Ridho, Lc sebagai penyuluh agama islam didalam Video Youtube Tribun Sumsel dalam acara Kisah Inspiratif. Abdul Haris mengatakan, sebagimana sebagai manusia-manusia ini diciptakan oleh Allah. ""Allah yang menciptakan kamu, kemudian memberimu rezeki". Jika kita meyakini ayat tersebut, maka kita yakin rezeki kita ada di tangan Allah," katanya. Baca juga Safari Ramadan, Bupati Heri Amalindo Dialog Temui Masyarakat, Pemkab PALI Serap Aspirasi Baca juga Safari Ramadan di Masjid Darul Taqwa Rantau Alai, Bupati Panca Akses Terpencil Makin Semangat Abdul Haris Ridho menjelaskan, begitu juga rezeki kawan, tetangga kita itu juga dari Allah. Jika kita marah terhadap rezeki. "Kawan, dan tetangga kita punya Allah yang memberi rezeki. Dan kita pun sama-sama punya Allah yang memberikan rezeki. Mengapa kita harus iri dengan apa yang mereka punya. Bukankah kita punya Allah, langsung saja kita meminta-Nya," jelasnya saat di dalam video kisah inspiratif. Tertuang dalam An-Nisa Ayat ke 32 artinya "Janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain". Bagi laki-laki punya jatahnya sendiri, dan perempuan juga, maka sikap kita, cukup mintalah kepada Allah dari anugerah-Nya yang sangat banyak itu. Widya Tri Santi “Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain! Karena bagi orang laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita pun ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya! Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” [ An Nisaa 32] Mengapa Islam tak memperbolehkan kita iri pada rezeki orang lain? Ya tentu saja karena hal tersebut bisa dibilang sangat konyol! Mengapa konyol? Berikut ini ilustrasinya Bayangkan ada 2 tempat penitipan barang! Yang satu sangat luas, yang satu cenderung sempit. Tempat penitipan barang yang luas ini petugasnya begitu sibuk, ada banyak yang menitip tas, dompet, bungkusan, helm, dan lain sebagainya sehingga ia begitu sibuk melayani barang-barang titipan. Sedangkan tempat penitipan yang sempit, titipannya tak begitu banyak, petugasnya bisa lebih santai bekerja. Akan tetapi, potensi gaji kedua orang petugas yang menjaga tempat penitipan ini sama besarnya. Bukankah aneh dan konyol kalau si petugas yang menjaga tempat penitipan yang lebih sempit merasa iri pada petugas yang satunya hanya karena jumlah barang titipannya lebih banyak? Demikianlah ilustrasi mengapa kita tak perlu merasa iri dengan rezeki orang lain. Toh potensi kita dan orang tersebut untuk masuk surga Allah sama besarnya, jadi mengapa harus iri? Akan tetapi, memang benar ada satu kondisi di mana kita diperbolehkan untuk merasa iri pada orang yang lebih kaya, yakni ketika ia menafkahkan harta kekayaannya untuk bersedekah, berwakaf, dan membantu orang lain yang kesulitan. “Tidak ada iri hati kecuali terhadap dua perkara, yakni seorang yang diberi Allah harta lalu dia belanjakan pada jalan yang benar, dan seorang yang diberi Allah ilmu dan kebijaksaan lalu dia melaksanakan dan mengajarkannya.” HR. Bukhari Lalu, bagaimana jika kita masih sering merasa iri pada harta benda orang lain dan bukan karena kedermawanan orang itu? Adakah cara menghilangkan rasa iri yang konyol tersebut? Simaklah hadits berikut ini “Apabila seorang melihat dirinya, harta miliknya atau saudaranya sesuatu yang menarik hatinya dikaguminya maka hendaklah dia mendoakannya dengan limpahan barokah.” HR. Abu Ya’la Jika kita masih merasa iri dan tertarik dengan rezeki yang Allah limpahkan pada orang lain, maka doakanlah kebarokahan pada rezeki orang tersebut, demikianlah cara terbaik untuk menangkal rasa iri di hati kita. Wallaahualam. SH Dengarkanlah, hai saudara-saudara yang kukasihi! Bukankah Allah memilih orang-orang yang dianggap miskin oleh dunia ini untuk menjadi kaya dalam iman dan menjadi ahli waris Kerajaan yang telah dijanjikan-Nya kepada barangsiapa yang mengasihi Dia?

janganlah iri dengan rezeki orang lain